Selasa, 02 Februari 2010

Harga Gula Dipengaruhi Stok Nasional

WajibNulis - Harga gula yang semakin naik di Kota Pekanbaru merupakan imbas dari menipisnya stok gula secara nasional. Indonesia masih menjadi negara yang butuh gula dari negara lain seperti dari Thailan, Brazil dan India. Dua negara terakhir, sementara ini tidak lagi mengirimkan gula ke Indonesia. Sehingga stok gula menipis secara nasional

Kepala bidang perdagangan dalam negeri Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau, Hamsani Rahman menyatakan, dengan mengandalkan hanya satu negara yang mengekspor gula ke Indonesia tersebut, merupakan salah satu alasan gula kian naik harganya di pasaran.

Untuk melayani kebutuhan masyarakat, Disperindag berencana kan melakukan pasar murah dengan salah satu produknya dalah gula pasir yang dibutuhkan oleh warga. Sementara itu, Bulog Regional Riau dan Kepulauan Riau berencana akan melepas ke pasaran sebanyak 11.000 ton gula dari negara Thailan dalam pekan ini.

Tahap pertama, gula dari Thailan akan datang di pelabuhan Dumai sebanyak 2.500 ton dalam pekan ini. Bulog berharap akan menekan harga gula hingga Rp.1000 dari harga pasar saat ini.(Surya)

Bengkalis Korban Tunggal Titik Api di Sumatera

WajibNulis - Selang sehari bebas dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla), wilayah Provinsi Riau kembali menjadi korban titik api pada Selasa (2/02/10) ini. Keadaan itu tidak terlepas dari cuaca cerah berawan dengan tempertaur maksimum mencapai 33,6 derjat celsius mewarnai Riau sepanjang siang ini.

Berdasar hasil rekaman satelit National Oceanik and Atmospheric Administration (NOAA), kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru melaporkan, ada sebanyak 2 titik kebakaran hutan dan lahan di daerah Kabupaten Bengkalis.

Daerah Bengkalis satu-satunya yang mempunyai titik api di Riau dan di wilayah Pulau Suamtera hari ini. Kepala kantor BMKG Pekanbaru Philip Mustamu, melalui staf analisa Warih mengatakan, peluang hujan masih menipis di Riau.

Pada hari ini, diperkirakan ada peluang hujan di Riau bagian Barat dan bagian Selatan. Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang itu, berpeluang pada malam hari. BMKG menilai, dengan krisis hujan saat ini, wilayah Riau masih rawan akan pertumbuhan titik api.(Surya)

Bertuah Cup Akan Dibuka Pekan Ini

WajibNulis - Walikota Pekanbaru Herman Abdullah akan mengukuhkan Pengurus Pelti Pemko Pekanbaru. Pengukuhan ini menyusul turnamen tennis Bertuah Cup yang akan dibuka pada Kamis mendatang.

Ketua Pelti Kota Pekanbaru Taufik MT menyatakan, turnamen tennis Bertuah Cup I ini dalam rangka pembinaan dan penyaringan atlit berbakat dari Riau. Selain itu, peserta yang diundang dari berbagai provinsi lain di Sumatera juga akan hadir sebagai peserta.

Peresmian dan pengukuhan serta pembukaan tennis Bertuah Cup I akan berlangsung di lapangan tennsi Pemko Pekanbaru di jalan Sumaetra, Kamis (4/02/10)mendatang. Menurut anggota Pelti Pekanbaru, selain wlikota, sejumlah pengurusm Pelti baik dari Pemprov dan daerah Riau juga akan hadir dalam acara tersebut.

"Kira-kira baru 30 peserta yang mendaftar hingga saat ini. Umumnya datang dari daerah Riau dan juga da dari provinsi lainnya. Turnamen ini bertujuan untuk menjaring atlit berbakat agar Riau juga potensi besar di PON 2012 mendatang dalam tennis,"ungkap Busro.(Surya)

Kolding Cut Nyak Dien Digusur

WajibNulis - Pedagang es buah kolak dingin (kolding) yang berada di kawasan jalan Cut Nyak Dien terkena razia dan digusur oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru. Kedatangan satpol PP tersebut terang saja membuat para pedagang kolding komplain.

Namun, mendengar larangan dari satpol PP tersebut, sejumlah pedagang kolding menilai tidak ada keselahan mereka untuk parkir dan berjualan di kawasan perkantoran pemerintahan provinsi Riau tersebut.

"Kami tidak ubahnya parkir seperti mobil lainnya di kawasan ini. Mengapa kami juga dilarang aprkir, sementara mobil lainnya juga parkir disini. Tidak habis pikir dengan kebijakan pemko ini. Kita kan berusaha,"ungkap seorang pedagang kepada RiauInfo.]

Sementara itu, satpol PP Pekanbaru mengaku hanya melakukan penertiban terhadap para pedagang kolding yang sering memaki badan jalan di kawasan Cut Nyak Dien tersebut. Penertiban terkait adanya indikasi pemakaian trotoar jalan oleh para pedagang kolding.(Surya)

Cluster Sawit Riau Butuh 30,5 Triliun

WajibNulis - Untuk menindaklanjuti cluster industeri hilir CPO kelapa sawit di Riau, Pemperintah Provinsi Riau telah membentuk tim pengembangan. Tim ini emnysun dan merencanakan serta menyimpulkan langkah yang tepat untuk mewujudkan cluster industeri hilir kelapa sawit di Dumai dan Kuala Enok, Inhil.

Tim pengembangan yang dimotori Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Riau itu, sedikitnya telah mendapatkan data untuk pengembangan cluster di Riau. Kepala Bappeda Riau Emrizal Pakis mengatakan, infrastruktur dan sejumlah fasilitas pendukung cluster tersebut akan menelan Rp.30,5 Triliun. Dana ini diharapkan akan didapat dari APBN pemerintah pusat, APBD Provinsi dan APBD daerah.

Sedangkan rencana pembangunan infrastruktur dan koordinasi usaha yang terkait cluster industeri hilir sawit Riau ini ditargetkan akan tercapai pada 2015 mendatang. Dengan adanya cluster tersebut, Pemprov Riau mempunyai harapan untuk meningkatkan perekonomian Riau dan nasional secara umum.

Cluster akan lebih memberi nilai ekonomis terhadap produk industeri sawit di Riau ke depan. Cluster dinilai akan mampu mendukung produksi turunan dari CPO sawit menjadi berbagai produk kebutuhan harian, seperti bahan makanan, sabun dan kebutuhan rumah tangga harian lainnya.(Surya)

Senin, 01 Februari 2010

Aceh dan Sumut Korban Titik Api Sumatera

WajibNulis - Dua provinsi tercatat sebagai korban kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Pulau Sumatera, Senin (1/02/10) ini. Satelit National Oceanic Atmospheric and Administration (NOAA) merekam keberadaan titik api di daerah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Keberadaan titik api menyusul kian berkurangnya curah hujan di sejumlah wilayah Sumatera seperti di dua provinis tersebut. Kepala kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Philip Mustamu, melalui staf analisa Warih mengatakan, satelit NOAA merekam sebanyak dua titik kebakaran hutan dan lahan di daerah Provinsi Aceh.

Selanjutnya daerah Provinsi Sumatera Utara hanya mengalami sebanyak 1 titik api. Sehingga jumlah kebakaran hutan dan lahan hanya 3 titik di wilayah Pulau Suamtera hari ini. BMKG mendapatkan konvergensi awan mulai berkurang di sejumlah wilayah Sumatera. Sehingga cuaca cerah berawan yang membuka peluang pertumbuhan titik api sering terjadi di Sumatera dalam beberapa hari terakhir.(Surya)

Pelayaran Aman Melaut di Perairan Riau dan Kepri

WajibNulis - Sejumlah perairan Pulau Sumatera dinilai aman bagi pelayaran, Senin (1/02/10) ini. Keadaan itu menyusul ketinggian gelombang hanya maksimum mencapai 1,5 meter. Selain gelombang mereda, sejumlah perairan juga tidak lagi mengalami cuaca buruk dari berbagai gangguan cuaca.

Menurut data kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)Pekanbaru, perairan yang tergolong aman bagi pelayaran adalah perairan Dumai, Bengkalis, Selat Panjang, Selat melaka dan sekitarnya hanya mengalami gelombang yang kurang dari satu meter.

Sedangkan perairan Pulau Batam, Selat Singapura, Tanjung Pinang dan sekitarnya hanya mengalami gelombang rata-rata antara 1 meter hingga 1,25 meter. Selanjutnya, perairan Pulau Tujuh Natuna, Matak, Tarempa, Dabo Singkep sekitarnya hanya mengalami gelombang 1 meter hingga 1,5 meter.

Kepala kantor BMKG Pekanbaru Philip Mustamu melalui staf analisa Warih mengatakan, ketinggian gelombang di sejumlah perairan Sumatera tersebut dinilai relatif aman bagi pelayaran.(Surya)

Riau Terbebas Dari Kebakaran Hutan dan Lahan

WajibNulis - Provinsi Riau terbebas dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Senin (1/02/10) ini. Padahal, cuaca cerah berawan dengan temperatur maksimum mencapai 33 derjat celsius mewarnai Riau sepanjang siang tadi. Namun, satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) tidak mengakpa satu titik karhutla pun di Riau.

Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru melaporkan, cuaca cerah berawan tersebut lebih dipengaruhi oleh gejala pemansan lokal di Riau. Sedangkan pelaung hujan masih ada pada malam dan dini hari nanti.

"Peluang hujan masih tetap ada di Riau bagian Barat, bagian Tengah dan Selatan. Hujan dengan intensitas ringan itu hanya bersifat lokal. Konvergensi awan yang rawan hujan berkurang. Keadaan itu dipengaruhi oleh pergerakan angin. Umumnya angin bertiup lebih dominan dari arah Barat Laut ke Timur Laut, kecepatannya berkisar 5 hingga 25 kilometer per jam,"terang kepala kantor BMKG Pekanbaru Philip Mustamu melalui staf analisa Warih kepada RiauInfo.

Mulai menipisnya peluang hujan tersebut di Riau, BMKG menilai masih besar peluang pertumbuhan titik kebakran hutan dan lahan ke depan. Sehingga, diperkirakan akan rawan kebakaran hutan dan lahan dalam beberapa hari ke depan di Riau.(Surya)